Rabu, 07 Januari 2009

*Untuk-mu....


-Ellys Z Manalu-

Jakarta, 26 Desember 2008

Lama kupendam rasa ini dan ingin kusampaikan padamu. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkannya padamu. Maaf jika aku tak dapat menuliskan segalanya tentangmu dalam rangkaian kalimat yang mampu menggugah rasa. Pintaku, terimalah ungkapan ini sebagai hadiah yang keluar dari sanubariku. Dan hanya untukmu....

Tahukah kau, hadirmu telah mengukir berjuta kisah dalam perjalananku. Kadang kau memberikan aku bahagia, kadang juga kau membawakan aku sedih. Dan tak jarang kau menawarkan aku kejengkelan. Tetapi sering juga kau membingkiskan aku keriangan serta gelak tawa. Itulah dirimu….

Hingga kini aku masih berjuang untuk menerima tiap perbedaan antara kau dan aku. Namun aku sangat suka tatkala temukan persamaan antara kau dan aku. Sebenarnya aku tahu, kau tidak akan pernah bisa menjadi orang lain. Dan aku pun tahu, kau tak akan pernah bisa seperti kumau dan kukehendaki. Karena kau adalah kau, demikianlah Tuhan menciptakanmu.

Begitu banyak kenangan yang telah kujalani denganmu. Ribuan mil perjalanan yang telah kutempuh bersamamu. Jutaan waktu yang telah kuhabiskan memikirkanmu. Dalam tatanan waktu itu, ada saat aku ingin sekali menepismu namun entah kenapa aku tak mampu. Semakin aku berjuang untuk mengikismu, semakin kuat kau menggelayut di alam pikirku.

Ingatkah kau waktu itu, waktu dimana kau membuat aku terluka? Kala itu, aku sangat benci padamu karena membuatku menangis. Benci makin jadi ketika aku menangkap kesan sepertinya kau tak perduli. Lucunya, di lain waktu, ternyata aku pun melakukan hal yang sama, aku melukaimu. Ketika itu, ingin segera memelukmu untuk minta maaf tetapi gengsi telah memenjarakanku. Melalui kejadian itu, aku percaya bahwa kau pun memiliki rasa yang sama saat kau melukaiku. Benarkan???

Seiring berjalannya waktu, kesadaran akan makna hadirmu semakin dapat kunikmati kini. Kau telah mendewasakanku dalam banyak hal. Banyak pelajaran yang kupetik dari tingkahmu yang kadang lucu dan kadang menjengkelkan. Kau ibarat cermin bagiku. Lewat kau aku dapat mengamati siapa diriku sebenarnya. Lewat keberadaanmu aku pun dimampukan untuk memahami keutuhan hidup anak manusia. Lewat hadirmu, aku pun mengerti apa itu kerapuhan dan apa itu kekuatan.

Aku sadar, cerita ini terlalu sederhana untuk mengisahkan siapa dirimu. Namun apa yang telah kurasakan tentangmu jauh lebih indah dari tulisan ini. Untukmu...tak cukup kata yang dapat kugubah. Untukmu...tak cukup kalimat yang dapat kutulis. Untukmu...tak ada janji yang mampu kuuntai dan untukmu...tak ada mimpi yang dapat kutawarkan. Aku hanya dapat bersyukur kepada Tuhan yang telah mengirimkan kau untukku, menjadi teman, sahabat, kakak, dan adik di hidupku. Menyimpan segala kenangan tentangmu dalam album memoriku serta mencatatkan namamu di buku ceritaku, kini menjadi aktifitas menyenangkan untukku.

Sejenak aku akan berhenti menulis tentangmu....tetapi hanya sejenak, nanti kulanjutkan kembali. Karena kuyakin kisah antara kau dan aku tidak berakhir sampai disini. Selama masih ada waktu, aku akan setia menulis perjalanan yang tercipta kelak diantara kita. Sekarang, doaku kiranya hadirmu kian buatku paham akan makna hidup ini. Harapku, hadirmu kian buatku menyadari tentang arti dari sebuah penerimaan. Mimpiku, hadirmu kian buatku mengerti betapa indahnya sebuah perbedaan. Inginku, hadirmu pun kian buatku makin dewasa dan bijak dalam menapaki langkah ke depan.

Akhirnya, bagiku kau takkan pernah tergantikan oleh atau dengan siapapun...karena kau adalah kau...dan kau adalah anugerah Tuhan dihidupku. Terimakasih kuucapkan atas kerelaanmu jadi bagian dari hidupku. Setelah ini, maukah kau berdoa untukku agar aku mampu menjaga dan merawat kenangan bersamamu kini, nanti dan selamanya.....sekali lagi terimakasih.....

* untuk semua pribadi yang pernah hadir dalam hidupku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar